Juni 2002, kami mendapat kesempatan untuk mengunjungi Bangkok dan sekitarnya. Salah satu tempat yang menjadi favoritku adalah Jim Thompson House.
Jim Thompson adalah seorang Amerika yang mempunyai latar belakang pendidikan arsitek. Pada saat Perang Dunia II dia menjadi sukarelawan dari Angkatan Bersenjata Amerika dan sempat ditugaskan di Afrika Utara, kemudian Itali, Perancis dan Asia.
Pada saat Perang Dunia II berakhir dengan tiba-tiba, JT sedang dalam perjalanan menuju ke kota Bangkok. Pada akhirnya JT menetap di Thailand karena jatuh hati pada negara ini dan penduduknya. Kemudian dengan naluri bisnis dan kecintaannya pada seni, JT mulai tertarik untuk mengembangkan sutra Thailand yang pada saat itu hanya dipakai dalam acara-acara yang terbatas. Dia berusaha memperbaiki kualitas sutra yang ada yg sehingga warnanya tidak cepat pudar dan menjadi bahan yang menarik perhatian dunia.
Selanjutnya perusahaan yang dia rintis menjadi perusahaan sutra Thai yang sukses dan dikenal di dunia. Sayangnya keberadaan JT sendiri tidak diketahui sampai sekarang. Dia dinyatakan hilang saat sedang liburan bersama-sama dengan teman-temannya di Malaysia pada tahun 1967.
Barang-barang yang dipamerkan dan dijual di JT House semuanya bagus. Sayangnya harganya tidak sesuai dengan kocekku, sehingga setelah berkeliling melihat galerinya, pada akhirnya sebagai seorang landscaper aku lebih tertarik pada bangunan dan taman yang ada.
Bangunan rumahnya cukup unik, berbahan dasar kayu dan warnanya merah menarik mata. Taman yang mengelilingi rumah tersebut sangat indah, dengan beraneka ragam tanaman tropis mulai dari pakis, anthurium, alocasia, sampai ke anggrek yang berbunga warna-warni. Ditata secara alami namun tetap ada kesan rapi.
Berikut ini foto-foto yang sempat kami ambil waktu berkeliling rumah dan halamannya....